MODEL PIRINGAN NEWTON
Oleh:
Aprilia
Risdayanti
Nomor Induk
Mahasiswa 11.84203.005
Program Studi
Pendidikan Fisika
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) NURUL HUDA
SUKARAJA BUAY MADANG
OKU TIMUR
SUMATERA SELATAN
2013/2014
MODEL PIRINGAN NEWTON
Oleh:
Aprilia Risdayanti
Nomor
Induk Mahasiswa 11.84203.005
Program
Studi Pendidikan Fisika
Sekolah
Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
STKIP NURUL HUDA
Sukaraja, Desember 2013
Menyetujui
Dosen Pembimbing
(WAHID
GUNARTO, S.Pd)
MOTTO
“Maka sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu
urusan), tetaplah kerja keras (untuk urusan yang lain)”
(Al- Insyirah
: 5-6)
“Kecerdasan
seseorang bukan diukur hanya dari seberapa hebat dia menguasai ilmu, melainkan
lebih pada bagaimana seseorang tersebut dapat
memanfaatkan ilmunya”. (Penulis)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan
kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Model Piringan Newton” ini, meskipun masih banyak kekurangan. Karya ilmiah ini peneliti buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Peneliti mengucapkan terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu peneliti
dalam pembuatan karya ilmiah
ini, sehingga karya ilmiah ini
dapat terselesaikan. Tidak lupa peneliti
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
“Seminar Fisika”, Wahid Gunarto, S.Pd yang telah
memberikan bimbingan dan saran yang berharga dalam penyusunan karya ilmiah ini,
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Semoga apa yang
diberikan bisa bermanfaat bagi kita semua dan dicatat sebagai amal ibadah oleh
ALLAH SWT.
Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, hal ini dari segi penyusunan maupun dari segi materi. “Tiada
gading yang tak retak”, demikian pula dengan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan kerya ilmiah
ini.
Sukaraja, Desember 2013
Peneliti
MODEL PIRINGAN NEWTON
Oleh:
APRILIA RISDAYANTI
NIM: 11.84203.005
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Model Piringan Newton. Dengan dilatar belakangi dengan cahaya
merupakan sesuatu yang paling penting dalam hidup ini, karena tanpa adanya cahaya tidak
mungkin ada kehidupan. Cahaya dapat menerangi dunia dan membantu manusia dan makluk hidup
lainnya untuk bertahan hidup. Cahaya terdiri dari bermacam-macam warna, hal ini
dapat dibuktikan dengan piringan Newton (Newton’s Disc) yang terdiri dari tujuh
macam warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu
(MEJIKUHIBINIU) yang diputar dengan cepat akan tampak berwarna putih. Ketujuh
warna tersebut kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika
spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah
prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih. Jadi, cahaya putih
(seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam
spektrum. Oleh karena itu, peneliti membuat model piringan Newton dengan tujuan
untuk menerapkan
yang telah peneliti dapatkan dalam perkuliahan dan untuk dapat lebih memahami
konsep teori warna Newton. Dari hasil
pengamatan (studi pustaka) peneliti
dapatkan bahwa cahaya merupakan energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 - 750 nm. Pada
bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik
dengan panjang gelombang kasat mata maupun
yang tidak. Sedangkan warna merupakan sebagian dari pengalamatan indera
penglihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Model piringan
Newton ini dapat digunakan sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran. Model
piringan Newton adalah sebuah piringan yang digunakan sebagai pembuktian bahwa
cahaya putih merupakan gabungan dari ketujuh warna yaitu: merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
Kata Kunci : Cahaya, Warna dan Piringan Newton
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAH ................................................................................... ii
MOTTO ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
ABSTRAK
............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3 Batasan Masalah .............................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian
........................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
2.1
Cahaya ............................................................................................................. 6
2.2
Warna ............................................................................................................... 8
2.3
Model Piringan Newton .................................................................................. 13
BAB III METODOLOGI .................................................................................... 15
3.1
Waktu dan Tempat
Penelitian .......................................................................... 15
3.2
Jenis Penelitian ................................................................................................. 15
3.3
Metode Pembuatan Alat .................................................................................. 16
3.4
Desain Penelitian ............................................................................................. 18
3.5
Persiapan Alat dan
Bahan Penelitian ............................................................... 18
3.6
Cara Kerja Model
Eksavator Hidraulik ........................................................... 20
3.7
Rancangan Model
Eksavator Hidraulik ........................................................... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 23
4.1 Model Piringan Newton .................................................................................. 23
4.2 Proses Kerja
Model Piringan Newton ............................................................. 24
4.3 Hasil Pembuatan Model Piringan Newton....................................................... 25
4.4 Manfaat Model Piringan Newton
.................................................................... 26
4.4.1 Kelebihan Model Piringan
Newton ....................................................... 27
4.4.2 Kekurangan Model Piringan
Newton .................................................... 27
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 28
5.2 Saran ................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
1.
Gambar 2.1 Spektrum
Cahaya pada Prisma .............................................. 9
2.
Gambar 2.2 Mata Melihat
Apel Berwarna Merah ..................................... 10
3.
Gambar 2.3 Diagram
Percobaan Maxwell .................................................. 11
4.
Gambar 2.3
Model Piringan Newton ........................................................... 13
5.
Gambar
3.1 Desain Model Piringan Newton .............................................. 18
6.
Gambar
3.2 Rancangan Model Piringan Newton ...................................... 21
7.
Gambar 4.1
Model Piringan Newton ........................................................... 26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Salah satu keindahan
yang sangat penting di dunia adalah cahaya, karena
tanpa adanya cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Jika bumi tidak mendapat
cahaya dari Matahari, maka bumi akan gelap gulita sehingga tidak mungkin ada
kehidupan. Cahaya dianggap sebagai gelombang dan cahaya dianggap sebagai
partikel. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Karena cahaya tidak memerlukan
medium untuk merambat, cahaya merambat dengan sangat cepat yaitu dengan
kecepatan 3 x 108 m/s. Setiap benda yang memancarkan cahaya
disebut sumber
cahaya dan setiap benda yang tidak dapat memancarkan cahaya
disebut benda
gelap.
Cahaya terdiri dari bermacam-macam warna, hal ini dapat dibuktikan dengan
piringan Newton (Newton’s Disc) yang terdiri dari tujuh macam warna yaitu:
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (MEJIKUHIBINIU) yang diputar
dengan cepat akan tampak berwarna putih. Ketujuh warna tersebut kemudian
dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut
dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut
kembali menjadi cahaya putih. Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari)
sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum.
Newton menyimpulkan benda-benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya
yang menyentuhnya. Mata manusia memiliki berbagai penangkap/penerima cahaya
(fotoreseptor) untuk menangkap berbagai jenis warna cahaya yang memantul dari
sebuah benda. Misalnya sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor pada mata
manusia menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut, dan
sebagainya.
Pernyataan Newton menimbulkan kontroversi dengan pendapat yang selama itu
dikenal dan diketahui oleh banyak orang. Pernyataannya sulit diterima, karena
warna kelihatannya merupakan bagian yang memang tidak terpisahkan dari segala
sesuatu yang dilihat manusia. Orang lebih mengenal suatu benda berwarna hijau
karena memang benda tersebut memiliki warna hijau, atau misalnya karena
diwarnai cat hijau.
Penemuan Newton membutuhkan suatu usaha besar untuk melupakan apa yang
sudah dipelajari dan dikenal (bahkan manusia modern pun seringkali masih
dibingungkan, sebab biasanya pengetahuan orang pertama kali tentang warna
berasal dari kotak cat). Konsep cahaya dan warna yang dinyatakan Newton sulit
dipahami. Sehingga seiring berjalannya waktu pendapatnya mulai dilupakan dan
kalah populer dengan pengenalan banyak orang.
Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti menganggkat tema dengan judul
“Model Piringan Newton”. Karena model piringan newton merupakan suatu
alat peraga yang dapat digunakan sebagai pembuktian bahwa cahaya putih
merupakan gabungan dari ketujuh warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila dan ungu. Dengan adanya model piringan newton ini, diharapkan dapat
mempermudah pemahaman mengenai teori tentang warna.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam
pembahasan ini adalah “Bagaimana
Pembuatan Model Piringan Newton?”.
1.3
Batasan Masalah
Agar masalah dalam
penelitian ini tidak menyimpang dari pembahasan, maka peneliti membatasi
permasalah sebagai berikut:
1.3.1
Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 – 750 nm. Pada
bidang fisika, cahaya
adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasat mata maupun yang tidak. Selain
itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
1.3.2
Warna
Warna
merupakan sebagian dari pengalamatan indera penglihatan, atau sebagai sifat
cahaya yang dipancarkan. Proses terlihatnya warna dikarenakan adanya cahaya
yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata
(retina) sehinggga terlihatlah warna.
1.3.3
Model Piringan Newton
Model Piringan Newton
adalah sebuah piringan digunakan sebagai pembuktian bahwa cahaya putih
merupakan gabungan dari ketujuh warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila dan ungu.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari percobaan pembuatan model piringan Newton adalah sebagai
berikut:
1.4.1
Menerapkan pengetahuan yang peneliti
dapatkan dalam perkuliahan.
1.4.2
Untuk mengetahui apakah cahaya yang menyebabkan
adanya warna.
1.4.3
Untuk mengetahui
bagaimana cara pembuatan model piringan Newton.
1.5
Manfaat Penelitian
Secara umum hasil karya
ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa dan untuk para pembaca. Adapun
secara khusus hasil karya ini:
1.5.1
Agar masyarakat dapat
mengetahui teori tentang warna.
1.5.2
Agar masyarakat
mengetahui manfaat cayaha dalam kehidupan sehari-hari.
1.5.3
Agar masyarakat dapat
mengetahui tentang pembuatan model piringan Newton.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 - 750 nm. Pada
bidang fisika, cahaya
adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasat mata maupun yang tidak. Selain
itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua
definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang
disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang
studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan
area riset yang penting pada fisika modern.
Studi
mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang
mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan
pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi.
Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika geometris (geometrical optics) dan optika fisis (physical optics).
Cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik pada
puncak optika klasik yang memicu serangkaian penemuan dan pemikiran. Sejak
tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan
penemuan sinar katode, tahun 1859
dengan teori radiasi massa hitam oleh Gustav Kirchhoff, tahun 1877 Ludwig Boltzmann mengatakan bahwa status energi sistem
fisik dapat menjadi diskrit. Teori Kuantum sebagai
model dari teori radiasi massa hitam oleh Max Planck pada
tahun 1899 dengan hipotesa bahwa energi yang
teradiasi dan terserap dapat terbagi menjadi jumlahan diskrit yang
disebut elemen energi.
Era ini
kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan sebagai
dualisme gelombang transversal
elektromagnetik dan aliran partikel yang
disebut foton.
Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953 dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun
1960. Era optika modern tidak serta merta mengakhiri era optika klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat
cahaya yang lain yaitu difusi dan hamburan.
Cahaya
dianggap sebagai gelombang dan cahaya dianggap sebagai partikel. Cahaya
merupakan gelombang elektromagnetik, karena cahaya tidak memerlukan medium
untuk merambat. Cahaya merambat dengan sangat cepat yaitu dengan kecepatan 3 x
108 m/s. Artinya dalam waktu satu detik cahaya dapat menempuh jarak
300.000.000 m atau 300.000 km. Setiap benda yang memancarkan cahaya
disebut sumber
cahaya dan setiap benda yang tidak dapat memancarkan cahaya
disebut benda
gelap.
Cahaya
memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1) Dapat
dilihat oleh mata.
2) Merambat
dengan lintasan lurus.
3)
Dapat merambat diruang hampa (tanpa
zat perantara).
4)
Dapat mengalami pemantulan,
pembiasan, dapat dipadukan (interferensi)
5)
Memiliki energy.
2.2
Warna
Warna merupakan sebagian dari
pengalamatan indera penglihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan.
Proses terlihatnya warna dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda,
dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) sehinggga terlihatlah
warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna.
Newton mengungkapkan bahwa
warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu-satunya sumber warna bagi setiap
benda. Asumsi yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam
sebuah eksperimen. Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari
diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih
matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan
menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai
susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan
diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi
cahaya putih. Jadi, cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya
merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum.
Gambar 2.1 Spektrum Cahaya
pada Prisma
Newton kemudian menyimpulkan
bahwa benda-benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang
menyentuhnya. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor (penangkap atau penerima cahaya) pada
mata manusia menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut.
Sebuah apel tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi
karena apel tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya
lainnya dalam spektrum.
Gambar 2.2 Mata Melihat
Apel Berwarna Merah
Cahaya yang dipantulkan hanya
merah, lainnya diserap. Maka warna yang tampak pada pengamat adalah merah.
Sebuah benda berwarna putih karena benda tersebut memantulkan semua cahaya
spektrum yang menimpanya dan tidak satupun diserapnya. Dan sebuah benda tampak
hitam jika benda tersebut menyerap semua unsur warna cahaya dalam spektrum dan
tidak satu pun dipantulkan atau benda tersebut berada dalam gelap. Cahaya adalah
satu-satunya sumber warna dan benda-benda yang tampak berwarna semuanya
hanyalah pemantul, penyerap dan penerus warna-warna dalam cahaya.
Penemuan Young dan Helmholtz
membuktikan bahwa terdapat hubungan antara warna cahaya yang datang ke mata
dengan warna yang diterima di otak. Hal ini merupakan dukungan awal terhadap
asumsi Newton tentang cahaya dan warna-warna benda. Asumsi Newton menyatakan
bahwa benda yang tampak berwarna sebenarnya hanyalah penerima, penyerap, dan
penerus warna cahaya yang ada dalam spektrum. James Clerck Maxwell membuat
serangkaian percobaan dengan menggunakan proyektor cahaya dan penapis (filter)
berwarna. Tiga buah proyektor yang telah diberi penapis (filter) warna
yang berbeda disorotkan ke layar putih di ruang gelap. Penumpukkan dua atau
tiga cahaya berwarna ternyata menghasilkan warna cahaya yang lain dalam
pencampuran warna dengan menggunakan tinta, cat atau bahan pewarna. Penumpukkan
(pencampuran) cahaya hijau dan
cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning.
Hasil experimen Maxwell
menyimpulkan bahwa warna hijau, merah dan biru merupakan warna-warna primer (utama) dalam pencampuran warna
cahaya. Warna primer adalah warna-warna yang tidak dapat dihasilkan lewat
pencampuran warna apapun. Melalui warna-warna primer cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua warna
cahaya dapat dibentuk dan diciptakan. Jika ketiga warna cahaya primer ini dalam
intensitas maksimum digabungkan, berdasarkan eksperimen 3 proyektor yang
didemonstrasikan Maxwell, maka ditunjukkan sebagai berikut:
(a) Warna Primer Aditif (b) Warna Primer
Substraktif
Gambar 2.3 Diagram
Percobaan Maxwell
Eksperimen Maxwell merupakan
model yang bagus untuk memudahkan pemahaman tentang bagaimana reseptor mata
menangkap cahaya sehingga menimbulkan penglihatan berwarna di otak. Pencampuran
warna dalam cahaya dan bahan pewarna menunjukkan gejala yang berbeda. Sekalipun
begitu, dengan memperhatikan hasilnya secara seksama pada pencampuran
masing-masing warna primer, dapatlah diperkirakan adanya suatu hubungan yang
saling terkait satu sama lain. Warna kuning dalam cahaya ternyata dapat
dihasilkan dengan menambahkan warna cahaya primer hijau pada cahaya merah. Cara
menghasilkan warna cahaya baru dengan mencampurkan 2 atau lebih warna cahaya
disebut “pencampuran warna secara aditif” (additive= penambahan). Warna-
warna utama cahaya (merah, hijau, biru)
selanjutnya kemudian dikenal juga sebagai warna-warna utama aditif (additive
primaries). Pencampuran warna secara aditif hanya dipergunakan dalam
pencampuran warna cahaya.
Hasil pencampuran warna ini
menunjukkan gejala yang berbeda bidang pencampuran warna seperti pada cat.
Dengan pencampuran bahan pewarna (cat) warna cat merah dapat dihasilkan
dengan mencampur cat warna primer magenta dan cat warna primer kuning.
Mencampurkan 2 atau lebih cat berwarna pada hakekatnya adalah mengurangi
intensitas dan jenis warna cahaya yang dapat terpantul kembali oleh benda atau
cat tersebut. Pencampuran warna serupa ini dengan menggunakan pewarna atau cat
kemudian disebut dengan pencampuran warna secara substraktif (substractive=
pengurangan). Warna-warna utama dalam cat atau bahan pewarna kemudian
disebut dengan warna-warna utama atau primer substraktif (substractive
primaries).
2.3
Model
Piringan Newton
Model Piringan Newton
adalah sebuah piringan yang digunakan sebagai pembuktian bahwa cahaya putih
merupakan gabungan dari ketujuh warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila dan ungu. Ketujuh warna tersebut kemudian
dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya, apabila diputar dengan cepat
akan tampak berwarna putih.
Gambar 2.4
Model Piringan Newton
Newton
menemukan bahwa cahaya putih yang membawa semua warna yang bisa dilihat, selain
hitam. Warna hitam bukan disebabkan karena adanya cahaya yang masuk, akan
tetapi semua cahaya yang masuk diserap tanpa mengeluarkan sedikit pun cahaya
sehingga semuanya gelap. Jika tidak ada cahaya maka tidak akan ada warna dalam
kehidupan ini, seperti pada malam hari yang gelap gulita. Sebuah apel berwarna
merah karena adanya cahaya putih yang masuk kedalamnya dan hanya memancarkan
warna merah. Mata pun dapat melihat karena adanya cahaya. Cahaya harus mencapai
mata, yang mengirimkan informasi ke otak. Mata memiliki konsentrasi
detik. Meskipun
itu waktu yang sangat singkat, dapat membantu dalam banyak hal. Sebagai contoh:
jika hal ini tidak terjadi mata tidak bisa melihat film dengan baik, karena
mereka adalah serangkaian gambar diam yang kita lihat dalam gerakan berkat mata
yang splices beberapa gambar dengan posisi yang berbeda. Hal yang sama terjadi
jika warna lintas sangat cepat di depan mata. Ketika seluruh warna primer dari
otak yang disusun, mata hanya mengenal putih. Warna primer akan pudar dan
menjadi satu jika diputar dengan kecepatan
detik per satu
putaran dalam sebuah piringan.
BAB
III
METODOLOGI
3.1
Tempat
dan Waktu Penelitian
3.1.1
Tempat
Penelitian ini akan
dilakukan di desa Sukaraja Buay Madang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan
akan di uji coba pada seminar Fisika di kampus STKIP Nurul Huda Sukaraja.
3.1.2
Waktu
Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
model piringan Newton.
3.2
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan dalam pembuatan tugas seminar ini yaitu studi pustaka. Dengan
pembuatan tugas seminar yang menggunakan studi pustaka yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi dengan memanfatkan bahan atau sumber ilmiah yang
berkaitan, dapat dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, mengutip dari
berbagai sumber berupa buku, internet, surat kabar dan sumber-sumber lainnya.
3.3
Metode
Pembuatan Alat
Metode pembuatan alat model pirigan Newton ini
meliputi beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut:
3.3.1 Tahap Persiapan
Sebelum
merangkai model piringan Newton, peneliti menyiapkan atau membuat bagian-bagian
model piringan Newton seperti berikut:
1.
Membuat lempengan atau
dasar model piringan Newton
Peneliti
memotong kayu dengan ukuran: panjang 20 cm, lebar 15 cm dan tinggi 2 cm.
2.
Membuat tiang model
piringan Newton
Tiang model
piringan Newton dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 30 cm, lebar 2 cm dan
panjang 5 cm.
3.
Membuat lingkaran
kertas dengan ukuran sama dengan kaset (disc) yang digunakan dan membaginya 14
bagian yang diisi 7 warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu)
secara berurutan, kemudian 7 bagian yang lain diisi 7 warna juga.
4.
Menempelkan lingkaran
kertas berwarna di atas kaset (disc).
5.
Membuat tempat baterai
Tempat baterai
dibuat dari kayu dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 1 cm, tingga 5 cm dan
panjang 3 cm, lebar 1 cm, tinggi 5 cm. Dibuat masing-masing 2 buah.
3.3.2 Tahap Perangkaian
Setelah tahap persiapan
diselesaikan, peneliti membuat kerangka model piringan Newton, yaitu:
1.
Memasang tempat baterai
di bagian belakang pada lempengan model piringan Newton.
2.
Memasang tiang di
tengah lempengan model piringan Newton.
3.
Mengecat kerangka model
piringan Newton.
4.
Memasang dinamo pada
bagian atas tiang model piringan Newton dan dihubungkan dengan baterai.
5.
Memasang saklar pada
kabel yang menghubungkan baterai dengan dinamo.
6.
Memasang kaset (disc)
yang dilapisi kertas berwarna, diletakkan pada bagian ujung dinamo.
3.3.3
Tahap
Pengujian
Setelah model piringan
Newton terangkai, peneliti menguji hasil pembuatan model piringan Newton dengan
cara menghidupkan saklar yang terdapat pada kabel penghubung baterai dengan
dinamo. Selanjutnya peneliti menyempurnakan model piringan Newton dengan
memperbaharui kekurangan-kekurangannya. Dari hasil penelitian model piringan
Newton inilah yang kemudian digunakan untuk menyusun seminar fisika.
3.4
Desain
Penelitian
Penelitian
ini di lakukan dengan menggunakan desain model piringan Newton yang dibentuk
seperti kipas angin dan menggunakan motor untuk pemutaran. Dengan rancangan
desain seperti (Gambar 3.1) berikut:
Gambar 3.1 Desain Model Piringan Newton
3.5
Persiapan
Alat dan Bahan Penelitian
Dalam melakukan
percobaan pembuatan model piringan Newton perlu adanya komponen-komponen alat
dan bahan yang diperlukan.
3.5.1
Persiapan
Alat
Peralatan
yang akan digunakan dalam pembuatan model piringan Newton adalah sebagai
berikut:
1.
Gergaji
2.
Sugu listrik
3.
Pensil
4.
Gunting
5.
Kuas
6.
Palu
3.5.2 Persiapan Bahan
Bahan-bahan
yang perlu disiapkan dalam pembuatan model piringan Newton adalah sebagai
berikut:
1.
Kayu
2.
Paku
3.
Plitur
4.
Kaset (disc)
5.
Kertas
6.
Spidol warna
7.
Lem
8.
Kabel
9.
Saklar
10. Dinamo
11. Baterai
3.6
Cara
Kerja Model Piringan Newton
Model
piringan Newton terdapat sebuah dinamo yang digerakkan dengan baterai. Putaran
dimano yang cukup cepat sehingga dapat meleburkan 7 warna yang berbeda dalam
sebuah kaset (disc) menjadi satu warna yang sama yaitu putih. Peleburan warna
ini tergantung pada kecepatan putar dinamo. Jika dinamo berputar lebih dari 10
putaran permenit, warna-warna yang terkandung kaset (disc) dapat menjadi satu.
Tetapi jika putaran yang dihasilkan oleh dinamo kurang dari 10 putaran
permenit, warna-warna yang terkandung dalam kaset (disc) tidak dapat bercampur
sempurna menjadi warna putih.
Prinsipnya
agar dinamo berputar dengan cepat adalah tergantung pada arus yang diterima dimano
dari sumber arus. Baterai merupakan sumber arus dalam model piringan Newton.
Baterai yang digunakan harus memiliki arus yang cukup tunggi agar dapat
mengerakkan dimano dengan cepat. Dalam model piringan Newton ini juga terdapat
saklar yang mempunyai tanda on dan off. Tanda on digunakan untuk menyambungkan
arus dari baterai menuju dinamo. Sedangkan tanda off pada saklar digunakan
untuk memutus aliran listrik dari baterai.
Gambar 3.2 Rancangan
Model Piringan Newton
|
Keterangan:
1.
Dinamo: sebagai motor
yang berfungsi untuk memutar kaset (disc) yang memiliki 7 warna yang berbeda,
agar menghasilkan warna putih.
2.
Kaset (disc) berwarna:
sebagai objek pencampuran 7 warna yang melebur menjadi warna putih.
3.
Tiang: sebagai
penyangga dinamo dan kaset (disc).
4.
Kabel: berfungsi
sebagai penghubung antara dinamo dan baterai.
5.
Saklar: sebagi pemutus
atau penghubung aliran listrik dari baterai menuju dinamo.
6.
Baterai: sebagai sumber
arus untuk mengerakkan dinamo.
7.
Lempengan: berfungsi
sebagai tumpuan dari berbagai bagian model piringan Newton.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN
4.1
Model
Piringan Newton
Model piringan Newton
adalah sebuah piringan yang digunakan sebagai pembuktian bahwa cahaya putih
merupakan gabungan dari ketujuh warna yaitu: merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila dan ungu. Ketujuh warna tersebut kemudian
dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya, apabila diputar dengan cepat
akan tampak berwarna putih. Newton menemukan bahwa cahaya putih yang membawa
semua warna yang bisa dilihat, selain hitam.
Warna hitam bukan disebabkan karena
adanya cahaya yang masuk, akan tetapi semua cahaya yang masuk diserap tanpa
mengeluarkan sedikit pun cahaya sehingga semuanya gelap. Jika tidak ada cahaya
maka tidak akan ada warna dalam kehidupan ini, seperti pada malam hari yang
gelap gulita. Sebuah apel berwarna merah karena adanya cahaya putih yang masuk
kedalamnya dan hanya memancarkan warna merah. Mata pun dapat melihat karena
adanya cahaya. Cahaya harus mencapai mata, yang mengirimkan informasi ke otak.
Meskipun itu waktu yang sangat singkat, dapat membantu dalam banyak hal.
Sebagai contoh: jika hal ini tidak terjadi mata tidak bisa melihat film dengan
baik, karena mereka adalah serangkaian gambar diam yang kita lihat dalam
gerakan berkat mata yang splices beberapa gambar dengan posisi yang berbeda.
Hal yang sama terjadi jika warna lintas sangat cepat di depan mata. Ketika
seluruh warna primer dari otak yang disusun, mata hanya mengenal putih. Warna
primer akan pudar dan menjadi satu jika diputar dengan kecepatan
detik per satu
putaran dalam sebuah piringan.
Model piringan Newton ini didasarkan
pada prinsip-prinsip dispersi cahaya. Apabila seberkas
sinar putih (Polikromatik) mengenai batas antara dua media bening yang
mempunyai indeks bias berbeda, maka selain dibiaskan berkas sinar pun akan
diuraikan menjadi berbagai sinar-sinar berwarna. Hal ini secara sederhana dapat
digunakan prisma sebagai media bening. Sebaliknya jika sinar-sinar berwarna
berbeda tersebut dipancarkan kembali ke prisma, maka sinar tersebut akan
menjadi satu seperti sinar semula yaitu putih (Polikromatik). Polikrimatik
adalah sinar-sinar yang dapat diuraikan atas beberapa komponen warna.
4.2
Proses
Kerja Model Piringan Newton
Proses kerja model
piringan Newton menggunakan dinamo sebagai mesin utama pemutaran kaset (disc).
Putaran dimano yang cukup cepat sehingga dapat memudarkan 7 warna yang berbeda
dalam sebuah kaset (disc) menjadi satu warna yang sama yaitu putih. Pemudaran warna
ini tergantung pada kecepatan putar dinamo. Jika dinamo berputar lebih dari 10
putaran perdetik, warna-warna yang terkandung dalam kaset (disc) dapat menjadi
satu. Tetapi jika putaran yang dihasilkan oleh dinamo kurang dari 10 putaran
perdetik, warna-warna yang terkandung dalam kaset (disc) tidak dapat bercampur
sempurna menjadi warna putih.
Prinsipnya
agar dinamo berputar dengan cepat adalah tergantung pada arus yang diterima
dimano dari sumber arus. Baterai merupakan sumber arus dalam model piringan Newton.
Baterai yang digunakan harus memiliki arus yang cukup tunggi agar dapat
mengerakkan dimano dengan cepat. Dalam model piringan Newton ini juga terdapat
saklar yang mempunyai tanda on dan off. Tanda on digunakan untuk menyambungkan
arus dari baterai menuju dinamo, jika model piringan Newton akan digunakan.
Sedangkan tanda off pada saklar digunakan untuk memutus aliran listrik dari
baterai, ketika model piringan Newton selesai digunakan.
4.3
Hasil
Pembuatan Model Piringan Newton
Model
piringan Newton terdapat sebuah dinamo yang digerakkan dengan baterai, untuk
memutar kaset (disc) yang berwarna. Dalam kaset (disc) model piringan Newton
terdapat 14 bagian yang terdiri atas 7 warna yang berbeda, yaitu: merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu, yang disusun secara berurutan
seperti pada gambar berikut:
Gambar 4.1
Model Piringan Newton
4.4 Manfaat Model Piringan Newton
Model
piringan Newton merupakan pembuktian bahwa warna putih merupakan gabungan dari
7 warna yang berbeda. Setelah menjalankan atau menghidupkan model piringan
Newton akan dapat mengetahui pembuktian tersebut.
1.
Langsung dapat memperhatikan proses
terjadinya peleburan 7 warna yang berbeda menjadi satu warna, saat model
piringan Newton diputar.
2.
Dapat memahami teori warna Newton
tentang penggabungan beberapa warna.
3.
Dapat mengetahui bahwa sinar putih
merupakan gabungan dari beberapa warna yang berbeda.
4.4.1 Kelebihan Model Piringan Newton
Kelebihan
model piringan Newton adalah sebagai berikut:
1.
Model piringan Newton dapat
digunakan sebagai alat peraga dalam proses pembelajaran, untuk pembuktian teori
warna Newton mengenai warna putih yang berasal dari 7 warna berbeda yaitu
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
2.
Model piringan Newton ini
menggunakan dinamo untuk pemutaran, sehingga lebih mudah untuk menjalankannya.
3.
Model piringan Newton relatif mudah
dibuat, karna bahan-bahannya yang mudah didapatkan.
4.
Model piringan Newton bisa digunakan
untuk penggabungan warna-warna yang lain.
4.4.2 Kekurangan Model Piringan Newton
Adapun kekurangan
dari model piringan Newton adalah sebagai berikut:
1.
Warna-warna dalam model piringan
Newton tidak dapat pudar secara sempurna, jika kecepatan putar kaset (disc)
kurang dari
detik per satu
putaran. Sehingga tidak terbentuk warna putih.
2.
Pemasangan kaset (disc) yang kurang
kencang akan mudah terlepas, karena cepatnya dimano berputar.
3.
Warna-warna yang terdapat pada kaset
(disc) model piringan Newton ini terbuat dari kertas, sehingga jika terkena air
akan mudah rusak.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan penelitiaan yang telah
dilakukan tentang pembuatan model piringan Newton, maka dapat kesimpulan bahwa:
5.1.1
Model piringan Newton
merupakan alat peraga yang digunakan sebagai pembuktian bahwa cahaya putih
merupakan gabungan dari ketujuh warna yang berbeda, yaitu: merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5.1.2
Warna-warna pada kaset
(disc) dalam model piringan Newton dapat memudar menjadi warna putih jika
diputar dengan kecepatan lebih dari 10 putaran perdetik.
5.1.3
Pemutaran kaset (disc)
pada model piringan Newton menggunakan dinamo yang digerakkan dengan baterai.
5.2 Saran
Dari percobaan dan laporan ilmiah
ini, peneliti berharap:
5.2.1
Model piringan Newton dapat
digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran mengenai teori warna Newton.
5.2.2
Mahasiswa dapat mengembangkan
teori-teori fisika dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.2.3
Pemerintah mendukung mahasiswa dalam
melakukan percobaan-percobaan, agar mahasiswa lebih berinovatif dan menemukan
sesuatu yang dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
DNMO.
2012. Teori Warna. http://viacomumb.blogspot.com/2012/04/teori-warna-bagi-isaac-newton.html.
Diakses pada tanggal 15-11-2013 pukul 14:10.
Isama. 2012. Teori Warna. http://isma.lecturer.maranatha.edu/?p=4. Diakses pada tanggal 15-11-2013 pukul
14:00.
Kvp213ucup.
2011. Sejarah Penemu Warna. http://kvp213ucup.wordpress.com/history/sejarah-penemu-warna/.
Diakses pada tanggal 14-11-2013 pukul 14:10.
Machinster,
Rop. 2013. Newton’s Disc. http://science-experiments.us/newton-disk/.
Diakses pada tanggal
17-11-2013 pukul 09.55.
Nurul, Siti. 2013. Optika Fisis. http://siti-nurul-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-79162-Umum-OPTIK%20FISIS.html. Diakses pada tanggal 11-11-2013 pukul 14.03.
http://tes-gendut-soekamti.blogspot.com/2012/04/teori-warna.html.
Diakses pada tanggal 15-11-2013
pukul 13:55.
No comments:
Post a Comment